Perkumpulan Pusat Logistik Berikat Indonesia (PPLBI) dibentuk pada tahun 2016 oleh para operator PLB pertama, menyusul peluncuran kebijakan Pusat Logistik Berikat (PLB) oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Kebijakan ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk memperkuat industri nasional melalui efisiensi logistik, peningkatan arus kas, serta penyederhanaan proses ekspor dan impor.

PLB memberikan fasilitas penyimpanan barang impor dengan penangguhan bea masuk dan pajak, serta fleksibilitas tinggi bagi pelaku usaha dalam mengelola logistik. Barang yang masuk ke PLB dianggap telah diekspor, sehingga eksportir termasuk yang berada di wilayah terpencil dapat memperoleh pembayaran lebih awal dan mempercepat siklus perdagangan.

Sebagai perkumpulan nasional, PPLBI mendukung ekosistem ekspor-impor Indonesia dengan menghubungkan para pelaku logistik berikat, mendorong regulasi yang progresif, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai hub logistik regional. Melalui fasilitas penyimpanan berikat yang diawasi oleh Bea Cukai, anggota PPLBI membantu industri mengelola barang impor secara efisien, menekan biaya logistik, dan meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi.

PPLBI juga berperan sebagai penghubung antara operator PLB dan pemerintah untuk menyelaraskan kebijakan dengan praktik operasional serta mendorong pengembangan industri logistik berikat yang kompetitif, transparan, dan berkelanjutan.

Visions

Missions

Histories

Tahun 2016 menjadi tonggak awal perjalanan Pusat Logistik Berikat (PLB) dan terbentuknya Perkumpulan Pusat Logistik Berikat Indonesia (PPLBI).

Pada tanggal 10 Maret 2016, dilakukan peresmian PLB Fase I oleh pemerintah dengan jumlah 11 perusahaan PLB yang diresmikan. Menyusul peluncuran awal kebijakan PLB ini, sebelas perusahaan operator pelopor dari berbagai sektor logistik dan manufaktur bergabung membentuk PPLBI. Para pendiri ini mencakup perusahaan jasa logistik, pelabuhan, freight forwarder global, dan industri manufaktur. Mereka memiliki satu visi yang sama: menciptakan organisasi yang mewakili kepentingan bersama para operator PLB dan mendorong pertumbuhan industri berikat di Indonesia.

Sebagai asosiasi yang baru terbentuk, PPLBI langsung aktif menjalankan berbagai kegiatan. Di tahun yang sama, PPLBI menyelenggarakan forum diskusi dan sosialisasi bersama Bank Indonesia terkait transaksi dalam valuta asing di dalam kawasan PLB. Selain itu, PPLBI juga bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) serta Reed Panorama dalam penyelenggaraan Jakarta International Logistic Summit and Expo (JILSE) 2016 yang berlangsung pada tanggal 19 September hingga 1 Oktober 2016.

Perjalanan PLB di tahun 2016 dilanjutkan dengan peresmian Fase II pada tanggal 19 Oktober, di mana 17 perusahaan PLB baru diresmikan. Seiring berkembangnya kebijakan PLB, PPLBI tumbuh menjadi asosiasi nasional yang aktif menjembatani komunikasi antara regulator, operator, dan industri pengguna fasilitas PLB. Hingga kini, PPLBI terus berperan penting dalam mendorong penguatan ekosistem logistik nasional melalui kolaborasi dan advokasi kebijakan yang konstruktif.

More About Us